Menyambut Bulan Ramadhan Penuh Berkah
Sahabat. Dalam kesempatan ini Ane selaku admin blog ini ingin meminta rasa ikhlas dan halalnya selama ini, apabila punya salah dan dosa kepada rekan-rekan blogger dan pembaca setia blog Sahiulluqman.
Walau biasanya saya menulis hal yang berkenaan dengan tips trik blog, dalam kesempatan ini sedikit berbagi masalah ilmu agama njeh, terutama pada kesempatan ini menjelang pelaksanaan bulan Ramadhan besok pagi tanggal 18 Juni 2015. Rasa bahagia tersemat di dalam benakku Sob. Karena apa?
Pertama, karena bulan puasa segera datang.
Kedua, bulan puasa kali ini bertepatan dengan bulan kelahiranku, hehe. Semoga dengan ini, Alloh SWT senantiasa meridhoiku dan rekan-rekan semua, aamiin.
Sahabat. Banyak sekali fadhilah yang akan kita peroleh jika sebagai seorang muslim mau menjalankan ibadah wajib di bulan Ramadhan ini, yakni puasa.
Tidak sekedar istilah "bagi yang menjalankan", namun memang benar-benar 'wajib" bagi setiap muslim.
Silakan pelajari syarat wajib, rukun, yang membatalkan, sunah serat makruh puasa Ramadhan.
Berikut ini beberapa hikmah di bulan Ramadhan ini, yang disampaikan Nabi Muhammad SAW:
"Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”
Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
Sangat jelas sekali kan pesan Rosululloh SAW?
Selain daripada itu, ada beberapa hikmah lain di bulan Ramadhan ini, yakni:
1. Pahala ibadah akan dilipat gandakan
Sabda Nabi Muhammad SAW:
عَنْ سَلْمَان الفَارِسِيdمَرْفُوعاً : مَنْ تَطَوَّعَ فيِ شَهْرِ رَمَضَان بِخَصْلَةٍ مِنْ خِصَالِ الخَيْرِكَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاُه، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ
Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Siapa yg mengerjakan amal sunnah meski kecil, sama seperti orang yg mengerjakan amal fardhu. Siapa yg mengerjakan amal fardhu, seperti mengerjakan 70 amal fardhu.”(Hadis Riwayat: Al-Baihaqi)
عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعاً : أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فيِ رَمَضَان
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Sedekah yg paling afdhal adl yg diberikan di bulan Ramadhan.” (HR Tirmizy)
2. Syaiton akan dibelenggu di neraka Jahannam
3. Setiap muslim akan dijauhkan dari siksa api neraka
4. Dimasukkan ke dalam Surga Ar-Royyan
Cara Menyambut Bulan Ramadhan sesuai Syariat dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan dijelaskan dalam beberapa hadis berikut ini:
1. Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka [1].
2. Dan karena agungnya keutamaan bulan suci ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatradhiyallahu ‘anhum akan kedatangan bulan yang penuh berkah ini [2].
3. Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”[3].
4. Imam Ibnu Rajab, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para setan dibelenggu?”[4].
5. Dulunya, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar mereka mencapai bulan yang mulia ini, karena mencapai bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Alah Ta’ala. Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka (kerjakan)”[5].
6. Maka hendaknya seorang muslim mengambil teladan dari para ulama salaf dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, dengan bersungguh-sungguh berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan, pengampunan serta keridhaan dari Allah Ta’ala, agar di akhirat kelak mereka akan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan besar ketika bertemu Allah Ta’ala dan mendapatkan ganjaran yang sempurna dari amal kebaikan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan (besar): kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika dia bertemu Allah”[6].
7. Tentu saja persiapan diri yang dimaksud di sini bukanlah dengan memborong berbagai macam makanan dan minuman lezat di pasar untuk persiapan makan sahur dan balas dendam ketika berbuka puasa. Juga bukan dengan mengikuti berbagai program acara Televisi yang lebih banyak merusak dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Ta’ala dari pada manfaat yang diharapkan, itupun kalau ada manfaatnya.Tapi persiapan yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktek ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena balasan kebaikan/keutamaan dari semua amal shaleh yang dikerjakan manusia, sempurna atau tidaknya, tergantung dari sempurna atau kurangnya keikhlasannya dan jauh atau dekatnya praktek amal tersebut dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam[7].
8. Hal ini diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sungguh seorang hamba benar-benar melaksanakan shalat, tapi tidak dituliskan baginya dari (pahala kebaikan) shalat tersebut kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau seperduanya”[8].
9. Juga dalam hadits lain tentang puasa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Terkadang orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja”[9].
itulah beberapa cara yang perlu dilakukan bagi setiap muslim dalam menyongsong ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.
Salam.
Keterangan:
[1] Sebagaimana yang disebutkan dalam HSR al-Bukhari (no. 3103) dan Muslim (no. 1079).
[2] Lihat keterangan imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).
[3] HR Ahmad (2/385), an-Nasa’i (no. 2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Tamaamul minnah” (hal. 395), karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain.
[4] Kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).
[5] Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).
[6] HSR al-Bukhari (no. 7054) dan Muslim (no. 1151).
[7] Lihat kitab “Shifatu shalaatin Nabi r” (hal. 36) tulisan syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
[8] HR Ahmad (4/321), Abu Dawud (no. 796) dan Ibnu Hibban (no. 1889), dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-‘Iraqi dan syaikh al-Albani dalam kitab “Shalaatut taraawiih (hal. 119).
[9] HR Ibnu Majah (no. 1690), Ahmad (2/373), Ibnu Khuzaimah (no. 1997) dan al-Hakim (no. 1571) dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, al-Hakim dan syaikh al-Albani.
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Walaupun tidak dijelaskan secara terperinci di dalam Al-Qur'an syarat sahnya puasa Ramadhan yang kita lakukan, namun di dalam kitab-kitab Fiqih banyak sekali yang menjelaskan, bahwa puasa Ramadhan akan dihukumi sah manakala memenuhi kriteria.
Syarat-syarat wajib puasa Ramadhan ini diantaranya:
- Beragama Islam (muslim)
- Baligh (silakan pelajari ciri-ciri baligh perempuan atau laki-laki)
- Berakal sehat (tidak hilang akal)
- Tidak dalam keadaan sakit
- Tidak dalam perjalanan jauh sesuai syar'i
Kelima faktor di atas menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Ingat sesuai kaidah fiqih yang pernah saya uraikan dalam artikel sebelumnya.
1. Beragama Islam (muslim)
Seseorang yang tidak beragama Islam jika menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka hukumnya tidak sah. Maka bagi orang-orang nasrani, yahudi maupun majusi dan penganut kepercayaan lain, puasa Ramadhannya tidak sah.
2. Baligh
Begitu pula jika anak-anak menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka juga tidak sah. Namun demikian, kembali pada Firman Alloh SWT. Apabila ada anak-anak menjalankan kebaikan apapun, maka tetap akan memperoleh balasan pahala dari Alloh SWT yang diberikan kepada kedua orang tuannya. Sungguh bahagia bagi kedua orang tua yang mempunyai anak-anak yang sholih sholihah, walaupun anak itu masih kecil belum baligh.
3. Berakal Sehat
Juga berlaku bagi orang-orang yang tidak berakal. Tidak berakal di sini dimaksudkan sebagai seseorang yang hilang akalnya atau gila. Maka orang tersebut jika menjalankan puasa Ramadhan juga dihukumi tidak sah.
Berbeda ketika hilang akal diartikan hilang kesadaran. Kedua istilah tersebut jika tidak diresapi secara seksama, akan menjadi masalah besar. Ketika orang dikatakan tidak berakal, maka dalam konteks puasa Ramadhan maka diartikan sebagai orang yang memang benar-benar gila, tidak disengaja. Sama halnya konteks ini misalkan terjadi pada orang yang menderitapenyakit ayan.
Jika yang dimaksud dalam kontek syarat sah wudhu, maka sudah bisa dipastikan bahwa orang yang hilang akal, bisa kita maknai sebagai orang yang hilang kesadaran. Jika ada orang hilang kesadarannya, maka wudhunya menjadi batal. Sama halnya orang mabuk (meminum minunam keras atau khomer, dalam keadaan tidur dalam posisi tertentu.
Jika kita simpulkan, orang yang hilang akal, tidak berakal sehat, dalam konteks wudhu pasti sudah membatalkan. Namun dalam konteks amaliah puasa Ramadhan, tetap harus sesuai dengan konteks keadaan seperti yang Ane jelaskan di atas.
4. Mampu Sehat Jasmani
Jika ada seseorang yang sedang menderita sakit, maka ia akan memperoleh ruksoh (ampunan secara syariat) untuk tidak menjalankan idabah puasa. Sakit yang dimaksud di sini adalah seseorang yang memang menderita suatu penyakit yang berat. Apabila orang yang sakit itu menjalankan ibadah puasa bisa membahayakan keselamatan jiwanya, maka ia tidak diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan.
Hal ini berlaku juga bagi orang-orang jompo (walaupun tidak dalam keadaan sakit) namun dirasa sudah tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dengan pertimbangan syar'i itulah orang yang dalam keadaan tersebut tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayar fidyah kepada faqir miskin.
5. Tidak dalam Keadaan Musafir
Musafir di sini tidak sekedar melakukan perjalanan jauh saja, namun juga tetap berdasarkan kriteria syar'i, di antaranya adalah melakukan perjalanan dengan niat ibadah karena Alloh SWT, seperti silaturrohim. Jika memang demikian, maka orang yang melakukan musafir tidak berkewsajiban menjalankan puasa Ramadhan.
Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayar fidyah kepada faqir miskin.
Syarat Sah Puasa Ramadhan
Syarat di dalam istilah fiqih berarti menjalankan segala perkara dalam sebuah ibadah. Apabila tidak terpenuhi syaratnya, maka akan dihukumi tidak sah ibadah tersebut.
- Islam (tidak murtad)
- Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
- Suci dari haid dan nifas
- Mengetahui waktu diterimanya puasa
- Rukun Puasa
Rukun Puasa Ramadhan
Sama halnya dengan syarat sah, rukun juga menjadi faktor penentu sah dan tidaknya sebuah ibadah yang dilakukan. Jika seseorang tidak menjalankan "salah satu" saja rukun, maka puasanya tidak dihukumi sah.
Adapun rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
- Niat
- Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
Sunah-sunah Ketika Menjalankan Ibadah Puasa
Sunah puasa adalah segala perkara yang apabila dilakukan oleh seorang dalam menjalankan puasa Ramadhan, maka akan memperoleh fadhilah pahala. Jika tidak dilaksanakan, maka juga tidak memperoleh dosa.
Adapun sunah-sunah yang dianjurkan untuk dilakukan dalam menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
- Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
- Melambatkan bersahur
- Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
- Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
- Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
- Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
- Membaca doa berbuka puasa
Perkara-perkara yang Makruh dilakukan saat Berpuasa Ramadhan
Berbeda halnya dengan sunah, makruh adalah segala perbuatan yang apabila dilakukan, maka tidak memperoleh dosa dan pahala. Namun jika kita tidak melakukan perkara makruh tadi, maka sebalinya akan memperoleh pahala.
Hal-hal yang makruh dilakukan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan diantaranya:
- Selalu berkumur-kumur
- Merasakan makanan dengan lidah
- Berbekam kecuali perlu
- Mengulum sesuatu
berkumur-kumur, merakan makanan dengan menggunakan lidah (tanpa menelan) ketika menjalankan ibadah puasa ramadhan hukumnya makruh. Artinya, hal itu tidak membatalkan puasa. Namun demikian, alangkah baiknya untuk tidak melakukan perkara makruh tersebut.
Hal-hal atau Perkara Yang Membatalkan Puasa
Berbeda dengan sunah dan maruh, hal yang membatalkan ibadah khususnya puasa adalah segala suatu perkara yang apabila dilakukan (walau salah satu saja dari keterangan di bawah ini) maka akan bisa membatalkan puasa Ramadhan seseorang.
Adapun perkara yang bisa membatalkan ketika menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
- Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan (hidung, tenggorokan, telinga dll)
- Muntah dengan sengaja
- Bersetubuh (jima') atau mengeluarkan mani dengan sengaja
- kedatangan haid atau nifas
- Melahirkan anak atau keguguran
- Gila walaupun sekejap (hilang akal- mabuk, penyakit ayan)
- Mabuk ataupun pingsan sepanjang hari
- Murtad atau keluar daripada agama Islam
Beberapa hal itulah yang mendasari sempurna dan tidaknya puasa Ramadhan seseorang. Jika kita bisa melaksanakan segala sesuatu sesuai syariat Islam sesuai Firman Alloh SWT yang dijelaskan di dalam Hadis Nabi Muhammad SAW dan diperjelas ijma' dan qiyas para 'ulama, insyalloh kita bisa memperoleh derajat ketaqwaan tertingi di hadapanNya, aamiin.
Demikian uraian singkat beberapa hikmah di bulan Ramadhan. Semoga kita bisa melaksanakan segala 'amaliah yang baik di bulan Ramadhan ini. Amin.
Jika ingin memperoleh panduan secara lengkap dan praktis, silakan download panduan puasa Ramadhan pada link di bawah ini.
Semoga bermanfaat. Salam
(http://rohmatislam.blogspot.com/).*