Wahai rekan. Sudah berapa jauh niat ketulusan kita dalam menuntu 'ilmu? Sejauh mana daya dan upaya, ihktiar kita dalam menjalankan tholabul 'ilmi? Adakah yang masih berfikiran menuntu 'ilmu itu no 2, yang penting bisa kerja dan mendapatkan uang? Wahai rekan. Sudahkan engkau mempunyai cita-cita dalam kehidupan sementara ini? Seberapa besar usaha kamu dalam rangka mewujudkn cita-citamu? Ataukah memang engkau tidak mempunyai harapan dalam kehidupan ini? Kalau memang sudah mempunyai harapan, sudahkah engkau berdo'a kepada sang Kholiq?
Wahai rekan. Sebenarnya hal awal yang perlu kita ketahui adalah mencari 'ilmu itu suatu "kewajiban", bukan sekedar rutinitas kehidupan budaya. Bukan sekedar pelengkap hidup untuk menghindar dari rasa malu dengan teman. Bukan sekedar ihktiar berjalan setiap waktu tanpa adanya do'a dan kepasrahan. Namun itu semua, adalah suatu "kewajiban" sebagai makhluk yang kelak akan dipertanggungjawabkan kehadapan sang Kholiq yang Maha Agung dan Maha Menguasai seluruh alam.
Wahai teman. Sejatinya, menuntu 'ilmu itu tidak sekedar tujuan utama mencapai pekerjaan demi tercapainya genggaman materi melimpah, namun sebagai "kewajiban". Sangat berbeda jauh makna memperoleh genggaman materi kekayaan (uang, pangkat, kedudukan dan kehormatan).
"dan barang siapa yang melangkahkan kakinya menuntut 'ilmu (dengan rasa tawakal dan keikhlasan) di jalan sang Kholiq lillah wafillah, maka dia akan dimudahkan jalan untuk menggapai Jannah-Nya. Dan menuntu ilmu adalah kewajiban bagi setiap insan. Sangat jauh berbeda kedudukan seorang insan di hadapan Sang Kholiq antara orang berilmu dan tidak. Bahkan setiap perbuatan ini, apapun itu memerlukan pemahaman akan keilmuan.
Wahai rekan dengan jiwa yang tulus ikhlas. Mari kita benarkan niat kita bersama dalam menuntut 'ilmu. Tak lain dan tak bukan, hanya untuk menggapai ridho Sang Kholiq.