Home » » PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013 PART 1

PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013 PART 1

Sobat. Walaupun pada kesempatan lalu kurikulum 2013 sudah dihentikan bagi sekolah yang dirasa belum siap dan baru satu semester menerapkannya. Namun tidak ada salahnya saya shared mengenai penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 sesuai dengan permendikbud no 104 tahun 2014. 

PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013 PART 1
Penilaian autentik (authentic assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah assessment mencakup pengukuran, pengujian, maupun penilaian proses. 
Istilah autentik bermakna asli, nyata, valid, atau reliabel Penilaian autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteksdunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan  dibandingkan dengan  tes pilihan lainnya . Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Penerapan penilaian autentik harus disertai kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi di luar sekolah.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

 

Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,  benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan  peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja


Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. Penilaian  autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. 

Mungkin baru sekian yang bisa saya shared tentang penilaian pada kurikulum 2013. Insyalloh akan saya shared kebali pada artikel lanjutan.

Sumber: Materi pelatihan Kurikulum 2013
NO.
ELEMEN KOMPETENSI
INSTRUMEN
1.
SIKAP
  1. OBSERVASI
  2. PENILAIAN DIRI
  3. PENILAIAN ANTARTEMAN
  4. JURNAL
2.
PENGETAHUAN
  1. TES TERTULIS
  2. TES LISAN
  3. PENUGASAN
3.
KETERAMPILAN
  1. PERFORMANCE ATAU KINERJA
  2. PRODUK
  3. PROYEK
  4. PORTOFOLIO
4
JENIS
  1. Penilaian Kinerja
  2. Penilaian Proyek
  3. Penilaian Portofolio
  4. Penilaian Tertulis

 
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Disarankan berkomentar menggunakan Open ID. Komentar SPAM dan SPAMMY (menyertakan link hidup, jualan produk obat; nama blog) otomatis tidak akan muncul. Hindari pertanyaan OOT (Out off topics). Sebelum bertanya, Cari Dulu di Kotak Pencarian! Salam Hangat


From RP 1.999.000 RP 1.599.000 -20%
kembali ke atas